Pada tulisan sebelumnya telah dibahas bagaimana menabung reksa dana untuk tujuan investasi jangka panjang, misalnya untuk biaya pendidikan atau dana pensiun. Masih ada cara menabung lainnya yang bisa dijadikan alternatif untuk investasi jangka panjang.
3. Menabung Emas
Emas yang dimaksud di sini adalah emas batangan atau logam mulia, bukan emas yang berupa perhiasan. Secara historis harga emas batangan secara jangka panjang cenderung mengalami kenaikan. Harga per tanggal 26 Februari 2023 produksi PT. Antam, Tbk sebesar Rp.1.012.000/Gram. Padahal harga pada tanggal 23 Maret 2017 masih sebesar Rp.609.000/gram. Artinya selama kurang lebih 6 tahun, harga emas telah mengalami kenaikan sebesar 66%. Karena ada kecenderungan kenaikan harga inilah, maka emas logam mulia cocok dijadikan alernatif instrumen investasi jangka panjang.
Menurut beberapa ahli perencana keuangan menyebut bahwa emas lebih tepat dijadikan instrumen untuk melindungi aset atau uang kita dari “kejamnya” inflasi. Karena emas logam mulia memiliki nilai intrinsik yang relatif stabil. Sebagai ilustrasi, pada 14 abad yang lalu Nabi Muhammad SAW pernah meminta ‘Urwa untuk membelikan domba untuk qurban dengan memberikan 1 dinar. Jika mengacu pada ketentuan hukum Syariat Islam, 1 dinar = 4,25 gram. Jika dirupiahkan dengan mengacu pada harga emas Antam saat ini, maka 1 dinar = 4,25 gram x Rp.1,012 jt = Rp.4,3 juta. Artinya harga domba saat ini dibanding dengan 14 abad yang lalu masih relatif sama, jika menggunakan emas.
Ilustrasi lain, pada tahun 2000 jika ongkos naik haji (ONH) disetarakan dengan harga emas logam mulia, maka butuh sekira 333 gram, karena ONH waktu itu sekira Rp.25 jt dan harga emas Rp.75.000/gram. Jika saat itu kita punya dana Rp.25 jt dan kita belikan emas, maka saat ini (2023) walaupun ONH mengalami kenaikan kita tidak perlu khawatir karena dana kita tadi jika dirupiahkan menjadi lebih dari Rp.300 jt, bisa untuk ONH 5 orang, he..he… Berbeda jika dana tadi kita simpan begitu saja di Bank, untuk ONH 1 orang saja saat ini masih perlu tambahan yang besar.
Membeli emas batangan saat ini sangat mudah. Kita bisa datang langsung di gerai-gerai penjualan atau membeli secara online dengan aplikasi. Bahkan ada yang bisa dengan cara menabung dengan nominal seratusan ribu. Namun harus tetap hati-hati, jangan salah memilih tempat pembelian. Sangat disarankan membeli pada tempat yang diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), misalnya di Pegadaian, Gerai Antam, atau Bank Syairah Indonesia.
4. Menabung Saham.
Menabung saham memiliki resiko yang tinggi, jika tidak paham caranya, karena harga saham sendiri sangat fluktuatif. Saham adalah tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka seseorang atau pihak tersebut memiliki klaim (hak) atas pendapatan perusahaan, aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dengan membeli saham sebuah perusahaan, kita akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham dan keuntungan perusahaan dalam bentuk deviden. Namu jika harga saham mengalami penurunan maka dana yang kita belikan saham juga akan ikut turun. Demikian juga jika perusahaan tersebut mengalami kerugian, maka kita juga tidak akan bisa menerima deviden.
Saham diperjualbelikan dengan satuan lot, dengan minimal pembelian atau penjualan 1 lot = 100 lembar saham. Misalnya saham Bank Central Asia (BCA), harga penutupan perdagangan tanggal 24 Februari 2023 adalah Rp.8.675/lembar, maka jika ingin membeli saham Bank BCA minimal membutuhkan dana sebesar Rp.8.675 x 100 = Rp.867.500. Sebagai informasi harga saham Bank BCA 10 tahun yang lalu sekira Rp.1.500/lembar. Asumsinya jika kita waktu itu membeli saham Bank BCA sebesar Rp.15 jt maka akan mendapat 100 lot = 10.000 lembar. Jika saat ini saham tersebut kita jual maka uang kita akan menjadi Rp.8.675 x 10.000 lembar = Rp.86.750.000. Uang kita mengalami kenaikan sebesar 578% (5,8 x lipat).
Saat ini ada lebih dari 800 perusahaan yang memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan harga per lembarnya masing-masing perusahan berbeda-beda, dari yang termurah Rp.50 sampai yang termahal di atas Rp.50 ribu per lembarnya. Tidak semua saham yang harganya murah adalah perusahan yang kinerjanya buruk, dan tidak semua saham yang mahal adalah perusahan dengan kinerja baik. Informasi selengkapnya bisa di lihat di https://www.idx.co.id/id/perusahaan-tercatat/profil-perusahaan-tercatat. Tidak semua perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Sehingga dalam membeli saham kita perlu memilih dan memilahnya. Hal ini tentunya memerlukan pengetahuan dan pengalaman tersendiri. Beberapa pengetahuan dasar dalam membeli saham adalah dengan melakukan analisis fundamental perusahaan dan analisis teknikal pergerakan harga sahamnya.
Untuk membeli atau menabung saham seseorang perlu memiliki akun Sekuritas dan akun Rekening Dana Nasabah (RDN). Perusahan Sekuritas adalah pihak yang menjadi perantara perdagangan saham. sedangkan RDN adalah rekening atas nama kita sebagai nasabah untuk melakukan transaksi jual beli saham. Untuk membuka akun sekuritas dan RDN saat ini bisa dilakukan secara online jika data-data pribadi kita sudah lengkap seperti KTP dan NPWP. Namun yang masih pemula perlu hati-hati dalam memilih perusahan sekuritas. Pilihlah sekuritas terbaik dan terdaftar di OJK. Disarankan yang masih pemula bisa datang langsung ke kantor sekuritas yang ada di kota atau daerah masing-masing, misalnya Mandiri Sekuritas, BRI Sekuritas, BNI Sekuritas, atau sekuritas lainnya. Biasanya sekuritas – sekuritas tersebut berada di kantor cabang Bank-nya.
Semoga bermanfaat.