TOUNA, KABARINSPIRASI – Sulawesi memiliki karakteristik geografis kepulauan dan pegunungan sehingga terdapat beberapa daerah yang terisolir dikarenakan akses untuk menuju tempat lainnya terhalang karena medan yang dilalui cukup ekstrem ataupun terpisah cukup jauh dari daratan.
Hal ini tak menyurutkan langkah Pertamina untuk menghadirkan energi di daerah tersebut dengan harga sama seperti yang dinikmati masyarakat di perkotaan.
Pada Rabu (2/11), secara serentak Pertamina dan BPH Migas meresmikan lembaga penyalur BBM Satu Harga. Seremonial peresmian di Sulawesi dilakukan di SPBU 76.94615 Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah sekaligus meresmikan 11 titik baru BBM Satu Harga di Sulawesi.
Peresmian BBM Satu Harga ini dilakukan oleh Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Erwin Dwiyanto, Komite BPH Migas, Iwan Prasetya Adhi, Direktur BBM BPH Migas, Sentot Harijady BTP, Bupati Tojo Una-Una, Mohammad Lahay dan Bupati Mamasa, Ramlan Badawi.
Pada kesempatan tersebut, Komite BPH Migas, Iwan Prasetya Adhi mengatakan Program BBM Satu Harga ini merupakan salah satu wujud nyata upaya Pemerintah dalam rangka mewujudkan dan melaksanakan sila ke-lima Pancasila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia khususnya dalam hal ketersediaan, kemudahan akses dan keterjangkauan harga BBM, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) Indonesia.
“Adapun capaian tahun 2017 hingga 2021 secara nasional sebanyak 331 Penyalur BBM Satu Harga, pada Tahun 2022 target pembangunan sebanyak 92 lokasi penyalur BBM Satu Harga dan akan terus dilanjutkan sampai dengan akhir Tahun 2024 dengan target sebanyak 583 penyalur BBM Satu Harga,” jelas Iwan.
Iwan pun menambahkan pelaksanaan Program BBM Satu Harga tentu memberikan manfaat dan dampak positif yang sangat signifikan yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi domestik masyarakat.
“Sekali lagi saya sampaikan bahwa melalui kebijakan BBM Satu Harga ini masyarakat di wilayah 3T dapat menikmati harga BBM sama dengan di Jawa sehingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud serta memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah,” terangnya.
Sementara itu kondisi geografis di Sulawesi menjadi tantangan Distribusi BBM Satu Harga, sekaligus Komitmen Pertamina Wujudkan Keadilan Energi di Sulawesi.
Executive GM Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Erwin Dwiyanto mengungkapkan bahwa pembangunan BBM Satu Harga ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina mewujudkan keadilan energi serta ketahanan energi di wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
Erwin pun menambahkan sejak tahun 2017 hingga saat ini, sebanyak 42 titik BBM Satu Harga telah beroperasi di wilayah Sulawesi, dimana BBM yang dijual dari yang sebelumnya harganya 2x lipat lebih dibuat sama dengan harga di SPBU perkotaan dan Pertamina menanggung seluruh biaya distribusi ke SPBU BBM Satu Harga.
Khusus untuk tahun ini, tambahan 11 titik BBM Satu Harga menjadi bentuk komitmen Pertamina Patra Niaga agar pemerataan akses energi dapat dirasakan oleh masyarakat.
“Pencapaian pembagunan SPBU BBM Satu Harga ini tentunya tidak terlepas dari dukungan Pemerintah dan koordinasi yang baik dari berbagai pihak mulai BPH Migas, Pemda terkait dan Hiswana Migas. Kami berharap pemerataan energi melalui program ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sehingga roda ekonomi terus bergerak tumbuh khususnya di wilayah 3T yang sebelumnya tidak terjamah atau sulit mendapatkan akses energi,” jelas Erwin.
Sebagai contoh tantangan distribusi BBM ke daerah kepulauan ke Kecamatan Batudaka, Kabupaten Tojo Una-Una yang baru memiliki SPBU di wilayahnya, distribusi BBM dilakukan multimoda dengan mobil tangki dari Terminal BBM Poso untuk loading ke kapal, dilanjutkan dengan menggunakan Kapal SPOB (Self Propelled Oil Barge) sejauh total 100 mil dengan waktu normal pengiriman 1-3 hari, apabila cuaca ekstrim waktu pengiriman BBM dapat ditempuh hingga 7 hari.
Dengan hadirnya BBM Satu Harga di Kecamatan Tojo dan Kecamatan Batudaka ini contohnya, tentunya memudahkan masyarakat yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan untuk memperoleh BBM. Sebelum adanya BBM Satu Harga, BBM dibeli warga di pengecer dengan harga Rp 13.000 per botol untuk jenis bahan bakar Pertalite.
Bahkan, untuk warga di Kecamatan Batudaka, mereka rela untuk mendapatkan BBM dengan mengambilnya di SPBU Wakai 76.94607 dengan jarak 50 Km bahkan hingga harus mengambil di Ampana dengan menyewa kapal dengan perjalanan hampir 2 jam untuk satu kali jalan menuju Ampana. Tentunya dengan kehadiran BBM Satu Harga ini, para nelayan tidak lagi harus jauh mencari BBM ke daerah perkotaan dan menempuh jarak jauh untuk mendapatkan BBM.
“Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, kami sampaikan kepada Kepala Daerah, agar apabila dilokasinya sudah terdapat SPBU BBM Satu Harga, paralel dapat memprogramkan peningkatan dan perbaikan infrastruktur utamanya akses menuju SPBU tersebut, karena ini juga akan berdampak pada perekonomian wilayah sekitar”, tutup Erwin.
Senada, Bupati Tojo Una-Una, Mohammad Lahay mengatakan dengan sudah adanya SPBU BBM Satu Harga di beberapa wilayahnya diharapkan mendapatkan dampak yang baik untuk perputaran ekonomi masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Atas nama pemerintah daerah Tojo Una Una berterimakasih dan mendukung sepenuhnya atas diresmikannya bbm 1 harga dengan harapan agar seluruh masyarakat tidak perlu susah dan jauh dapat BBM, mendapatkan harga bbm yang sama dan mendapatkan maanfaat yang sama,” jelasnya. ***