KABAR INSPIRASI – Arnita memantapkan hati mengucapkan syahadat dan mennjadi mualaf pada Senin 21 September 2005. Dia dibimbing Ustadz di masjid yang tidak jauh dari asrama tempatnya tinggal.
Perjuangan Arnita memeluk Islam melalui jalan berliku bahkan setelah diketahui temannya ingin masuk Islam, Arnita ditahan agar tidak menjadi mualaf.
Simak kisah lengkap Arnita mendapat hidayah setelah menerima banyak kebenaran dari ajaran Islam.
Dia akhirnya memutuskan untuk menjadi muallaf dan memeluk agama Islam hingga sekarang.
Arnita, sosok gadis cerdas ini mengenal Islam sejak lama.
Di lingkungan keluarganya, utamanya dari ibu memang cukup banyak yang beragama Islam.
Pergolakan batin Arnita makin berkecamuk setelah tinggal di asrama saat menjadi mahasiswa baru di IPB Bogor.
Arnita menjelaskan sebagai mahasiswa baru, diwajibkan tinggal di asrama.
Saat itulah, Arnita tinggal bersama teman yang beragama Islam.
Awalnya Arnita berselisih dengan temannya yang beribadah di dalam kamar.
Arnita menyebut terganggu dengan temannya yang bangun tengah malam untuk melaksanakan ibadah.
Terlebih saat membaca Alquran, suara temannya kata Arnita sangat mengganggunya yang ingin beristirahat.
Arnita bahkan membalas dengan membaca kitab sucinya dengan bersuara keras.
Keduanya sempat berselisih faham terkait hal itu hingga akhirnya berbaikan.
“Awalnya itu sangat benci-benci dengan Islam,” kata Arnita dikutip dari Youtube Rukun Indonesia.
Namun di balik kebenciannya, Arnita mulai penasaran dengan Islam.
Terlebih saat itu, ada kedatangan Dr. Zakir Naik di Indonesia.
Dia mengaku mulai menonton beberapa video Dr Zakir Naik.
“Dulu itu, saya tidak terima dibilang Islam lebih Kristen daripada Kristen. Kok bisa,” jelas Arnita.
Mulailah Arnita semakin memperbanyak menonton video Dr Zakir Naik dan mendapati banyak dalil yang dijelaskan Dr Zakir Naik.
Seperti tidak boleh meminum alkohol, tidak boleh memakan babi.
“Kan Dr Zakir Naik selalu sebutkan chapter ini, chapter ini. Saya buka itu, dan benar,” jelasnya.
Setelah sekian lama mempelajari Islam itulah, Arnita memutuskan untuk memeluk agama Islam.
“Dengan PD nya saya pakai rok pendek datanglah ke masjid. Ustad, saya mau masuk Islam. Ini hari Jumat. Ustadznya mau siap-siap salat Jumat. Ustadnya langsung jatoh sajadahnya,” ucap Arnita mengenang momennya kala itu.
Ustadz itu lalu menanyakan apakah sudah memberitahukan kepada orang tua jika ingin memeluk agama Islam.
Arnita yang kala itu sudah yakin, menjelaskan, jika setelah memeluk Islam baru dia akan menyampaikannya kepada orang tuanya.
“Kamu tahu gak, gak semudah itu masuk Islam. Iya tahu Ustad jawab saya. Ustadnya bilang, kamu sudah bilang ke orang tua gak? Nanti saja setelah masuk Islam beritahu orang tua,” jelas Arnita.
Saat itu Arnita sudah mengatur waktu untuk bersyahadat pada keesokan harinya yakni hari Sabtu.
Namun setelah teman-temannya mengetahui Arnita akan masuk Islam, dia dibawa keluar dari asrama dan tinggal bersama kaka tingkat yang seagama dengannya saat itu.
Di situ Arnita diberi banyak pertimbangan dan diminta untuk tetap mempertahankan keimanannya saat itu.
Arnita baru diizinkan pergi pada Minggu sore dan diminta untuk tetap mempertimbangkan secara matang jika ingin masuk Islam.
Pada Senin sore, Arnita berjalan kaki dari asrama menuju masjid untuk mengucapkan syahadat dan memeluk agama Islam.
Arnita merupakan sosok gadis cerdas. Arnita juga meraih juara olimpiade sains nasional Kimia hingga mendapatkan beasiswa dari daerahnya untuk kuliah di IPB Bogor. ***