Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis sesuai urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Dengan kata lain, alur tujuan pembelajaran adalah urut-urutan tujuan pembelajaran yang akan di jadikan pedoman dalam pembelajaran dalam satu fase. Setelah guru menjabarkan Capaian Pembelajaran (CP) menjadi tujuan pembelajaran – tujuan pembelajaran, selanjutnya mengurutkannya menjadi alur tujuan pembelajaran. Sehingga guru dalam mengajar akan memiliki pedoman materi dan kompetensi apa yang akan diajarkan atau dikembangkan dalam setiap pertemuannya di sekolah (kelas).
Dalam buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (2021), dijelaskan bahwa kreteria alur tujuan pembelajaran adalah: (1) menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik (2) menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase (3) menggambarkan tahapan kompetensi antar fase dan jenjang. Salah satu prinsip dalam menyusun alur tujuan pembelajaran adalah adaptif dan fleksibel. Maksudnya alur tujuan pembelajaran tersebut disusun harus sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, dan karakteristik sekolah. Dengan demikian sangat dimungkinkan alur tujuan pembelajaran tersebut berbeda antar satu sekolah dengan sekolah lainnya. Nah, berikut beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan untuk mengurutkan tujuan pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran.
- Hierarkis
Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan diurutkan sesuai alur keilmuan dengan memperhatikan materi – materi prasyarat. Misalnya dalam pelajaran matematika pada elemen bilangan, operasi hitung perkalian tidak bisa diajarkan terlebih dahulu sebelum siswa memahami operasi hitung penjumlahan. Karena pemahaman terhadap konsep penjumlahan merupakan prasyarat untuk mempelajari konsep perkalian.
2. Deduktif
Menyusun alur tujuan pembelajaran secara deduktif maksudnya adalah mengurutkan materi ajar yang bersifat umum ke materi ajar yang lebih khusus. Contohnya pada mata pelajaran IPS topik kegiatan ekonomi, guru dapat menyusun alur tujuan pembelajaran terkait kegiatan – kegiatan ekonomi secara umum terlebih dahulu baru kemudian mengarah kepada pembahasan ekonomi kreatif atau kegiatan ekonomi yang lebih spesifik lainnya.
3. Kongkret ke abstrak
Maksudnya adalah mengurutkan dari materi ajar yang sifatnya kongkret (nyata) ke materi ajar yang lebih abstrak (simbolis). Hal ini juga sesuai dengan tahapan belajar menurut Jerome Brunner (1915), yaitu: tahap inaktif (representasi berbasis tindakan), tahap ikonik (representasi berbasis gambar), dan tahap simbolik (representasi berbasis simbol atau bahasa). Misalnya jika guru ingin menjelaskan topik balok, mulailah dengan menunjukkan benda-benda nyata di sekitar siswa yang berbentuk balok, baru kemudian gambar balok, dan diakhiri dengan membimbing siswa merumuskan defenisi balok. Jangan terbalik, diawali dengan menjelaskan defenisi balok baru kemudian contoh balok. Demikian juga dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, sebaiknya dimulai dengan materi-materi yang sifatnya kongkret terlebih dahulu.
4. Mudah ke Sulit
Mengajarkan materi ajar dari mudah ke materi yang sulit sepertinya sudah lazim dilakukan oleh banyak guru. Karena ini akan lebih efektif diterima oleh siswa. Nah, sebaiknya dalam menyusun alur tujuan pembelajaran juga memperhatikan tingkat kompleksitas materi ajarnya. (Semoga bermanfaat)