POSO – Densus 88 Anti Teror Satgas Madagoraya menembak mati Al-Ikhwariaman alias Askar alias Jaid alias Pak Guru (33) dalam kontak tembak di wilayah Pegunungan KM 13, Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Kamis (29/9) sore.
Terduga teroris mujahidin indonesia timur (MIT) kelahiran Desa Dumu Kecamatan Langgudi Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 3 November 1988 ini ditindak tegas karena melawan saat hendak ditangkap.
Dalam keterangannya pada wartawan di Pos Kotis operasi Tinombala Desa Tokorondo Kecamatan Poso Pesisir, Kapolda Sulteng, Irjen Rudy Sufahriadi, menyebut bahwa sepak terjang Pak Guru di kelompok teroris MIT Poso sangat berbahaya dan telah menimbulkan banyak korban jiwa.
Tercatat ada 10 laporan polisi tindak pidana terorisme yang sudah dilakukan dia sepanjang tahun 2017-2021.
“Awal masuknya dia membunuh dua anggota Polres Poso. Kemudian dia melakukan kegiatan membunuh beberapa warga di Poso, Parigi Moutong, hingga ke kabupaten Sigi,” ungkap Kapolda.
Awal masuk di teroris MIT Poso, Pak Guru bergabung dengan kelompok Daeng Koro. Setelah Daeng Koro tewas, dia lalu masuk ke kolompok Santoso, hingga kemudian bergabung dengan Ali Kalora. Terduga teroris berambut gondrong ini terkenal memiliki keahlian merakit bom.
Tercata ada 10 laporan polisi atau LP tindak pidana terorisme yang sudah dilakukan Pak Guru sepanjang masuk dalam kelompok teroris MIT Poso 2017-2022.
Ke-10 kasus terorisme tersebut yaitu, Kasus pembunuhan di Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong pada tanggal 3 Agustus 2017 dengan korban atas nama Simon Suju, kasus pembunuhan di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong tanggal 30 Desember 2018 dengan korban atas nama Ronal Batau alias Anang.
Pembunuhan di Pegunungan Penghulu Kanan, Desa Berdikari, Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi tanggal 23 Mei 2019 dengan korban atas nama Njue.
Pembunuhan di Pegunungan Batu Tiga, Desa Tindaki, Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong tanggal 25 Juli 2019 dengan korban atas nama Tamar dan Patte.
Pembunuhan di perkebunan Dusun Sipatuo Desa Kilo Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso tanggal 7 April 2020 dengan korban jiwa atas nama Rattapo alias Daeng Tapo.
Kemudian Kata Kapolda Rudy, pembunuhan di pegunungan KM9 Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara kabupaten Poso tanggal 19 April 2020. Korbannya atas nama Ambo Ajeng alias Papa Angga, pembunuhan di perkebunan Tahiti, Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan Kabupaten Poso tanggal 9 Agustus 2020 dengan korban atas nama Agus Balumba alias Papa Sela.
Penemuan mayat di Jalan trans Poso Napu Desa Maholo Kecamatan Lore Timur Kabupaten Poso tanggal 14 Agustus 2020 dengan korban atas nama Eliyas Lapulalang, serta pembunuhan dan pembakaran di Dusun V Trans Lenovu, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi tanggal 27 November 2020.
‘’Korban jiwa saat itu sebanyak 4 orang atas nama Nakka, Ferdy alias Pedi, Pinu, dan Yasa,” beber Jenderal Rudy.
” Satu lagi, yakni pembunuhan di Pegunungan Patiroa, Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur Kabupaten Poso tanggal 11 Mei 2021. Korban 4 orang atas nama Lukas Lese Puyu, Paulus Papa Simson, Susa, dan Marten Solong,” tambah Kapolda Rudy, di dampingi Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Toto Nurwanto dan para pejabat utama Poldan dan Korem.
Ada sejumlah barang bukti milik Pak Guru yang berhasil diamankan Satgas Tinombala dari lokasi kontak tembak. Barang bukti tersebut diantaranya yaitu dua buah bom lontong, satu pucuk senjata revolver, belasan amunisi, satu buah parang, dan satu buah tas ransel besar berisi buah-buahan dan barang perlengkapan lain.
Sebagaimana telah diberitakan bahwa terduga teroris Al Ikhwariaman alias Askar alias Pak guru telah berhasil dilumpuhkan Densus 88 pada Kamis malam (29/9) sekitar pukul 18.45 Wita.
Pak Guru merupakan DPO teroris Poso terakhir yang selama ini diburu pasukan Satgas Operasi Tinombala. Dengan telah dilumpuhkannya Pak Guru, Kapolda Rudy berharap kondisi kemanan Poso dan Sulawesi Tengah pada umumnya akan semakin membaik. (budi)